loading...

Tuesday, November 25, 2014

Bunga Bangkai / Amorphpophallus Ternyata Bisa Jadi Tanaman Pot

Sudah lama sekali tidak menyaksikan langsung bunga langka ini, terakhir kali menyaksikan bunga ini waktu masih kuliah S1 sekitar 10 tahun yang lalu. Kali ini saya diberi kabar oleh Pak Agus, dosen Biologi FKIP UM Metro, bahwa dia memiliki tanaman bunga bangkai yang siap mekar. Sehingga sayapun berkunjung ke rumah beliau, saat saya disana sayang sekali bunganya belum mekar, mungkin butuh beberapa hari lagi untuk mekarnya. Saat dirumah pak Agus, saya sempat agak mengkerutkan kening karena yang saya lihat bunga tersebut didalam wadah sebuah pot. Sehingga terkesan ada keunikan tersendiri pada bunga ini, selama ini diketahui bahwa bunga ini tergolong langkah dan sulit untuk menemukan saat dia berbunga. Bunga bangkai yang ada di pot tersebut ternyata adalah rimpang/umbi dari suweg yang secara tidak senaja di letakan di pot, dari rimpang tersebut munculah putik bunganya. Sehingga terpikir dibenak saya bagaimana suatau saat kedepannya bunga ini bisa menjadi tanaman pot yang bisa di jumpai di toko-toko bunga. Memang hal tersebut tidak mudah perlu pembelajaran dan penelitian yang lebih lanjut. Bisa tidak ya?? Ayo kita kembangkan siapa tau bisa.. sekrang ini saya coba membahas secara lengkap apa itu bunga abngkai dan juga apa perbedaanya dengan bunga rafflesia. 




Bunga bangkai adalah suweg raksasa Titan Arum dengan nama ilmiah Amorphpophallus titanium. Terdapat 170 jenis bunga bangkai di seluruh dunia dan sekitar 25 jenis di antaranya bisa ditemui di Indonesia. Penemu pertama jenis Amorphophalus titanum adalah Odoardo Beccari seorang pakar botani berkebangsaan Italia. Ketika itu, tahun 1878, dalam perjalanannya di Kepahiang – Rejang Lebong (Bengkulu) ia menemukan tumbuhan bunga bangkai. Kemudian oleh rekannya Prof. Giovanni Arcaneli dari Turki, diberi nama ilmiahAmorphophallus titanum terhadap hasil temuan Beccari tersebut. Sejak itu dunia botani mengenal bunga bangkai dengan nama Amorpophallus titanum Beccari, Menurut peneliti asal University of Wisconsin, AS, Thomas C Gibson, di benua Eropa dan Amerika saja, ada sekitar 6.000 kebun raya dan arboretum yang mengoleksi bunga bangkai raksasa. Sebutir biji bunga bangkai titan arum (Amorphpophallus titanium) butuh waktu 20 hingga 40 tahun hingga berbunga untuk yang pertama kalinya. 

Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) ditetapkan sebagai flora identitas (maskot) provinsi Bengkulu berdasarkan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993. Botaniche Gärten Bonn (kebun raya di Jerman), menggunakan gambar bunga bangkai raksasa (Amorphpophallus titanium) yang merupakan bunga endemik Sumatra sebagai lambang kebun raya tersebut. Bau yang dikeluarkan ternyata tidak sekedar bau busuk saja. Biasanya bau busuk yang dikeluarkan bunga bangkai bercampur antara bau yang menyerupai kertas terbakar, amis ikan, telur busuk, bahkan bau bangkai tikus. 

Klasifikasi Bunga Bangkai 
Kerajaan: Plantae 
Divisi: Magnoliophyta 
Kelas: Liliopsida 
Ordo: Alismatales 
Famili: Araceae 
Genus: Amorphophallus 
Spesies: Amorphophallus titanum 

Ciri dan Morfologi Bunga Bangkai 

Bunga bangkai ini termasuk tumbuhan dari suku talas-talasan (araceae). Merupakan tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar di dunia. bunga bangkai dapat di budi daya. bunga bangkai tumbuh di atas umbi sendiri. bunga bangkai bukan bunga terbesar, karena sebenarnya bunga bangkai terdiri dari ribuan bunga kecil yang tumbuh pada batang yang sama. Bunga bangkai bukan bunga tunggal, tetapi masuk dalam jenis bunga majemuk (inflorescence). Bagian yang menjulang (tongkol atau spadix) pada bunga tersebut sebenarnya terdiri dari koloni bunga kecil. bunga bangkai titan arum ini berwarna krem pada bagian luar dan pada bagian yang menjulang. Sedangkan mahkotanya berwarna merah ke-ungu-an. Sekilas bentuknya saat mekar terlihat seperti bunga terompet. bunga bangkai tumbuh menjulang tinggi. Ketinggian bunga bangkai jenis amorphophallus titanium ini bisa mencapai sekitar 4 m dengan diameter sekitar 1,5 m. Bunga ini mengalami 2 fase dalam hidupnya yang muncul secara bergantian dan terus menerus, yaitu fase vegetatif dan generatif. Pada fase vegetatif, di atas umbi akan muncul batang tunggal dan daun yang sekilas mirip dengan pohon pepaya. Tinggi pohonnya bisa mencapai 6 m. Setelah beberapa tahun, organ generatifnya akan layu kecuali umbinya. Apabila lingkungan mendukung, dan umbinya memenuhi syarat pohon ini akan digantikan dengan tumbuhnya bunga bangkai. Tumbuhnya bunga majemuk yang menggantikan pohon yang layu merupakan fase generatif tanaman ini. 

Bunga baru bisa tumbuh bila umbinya memiliki berat minimal 4 kg. Bila cadangan makanan dalam umbi kurang atau belum mencapai berat 4 kg, maka pohon yang layu akan di gantikan oleh pohon baru. bunga bangkai merupakan tumbuhan berumah satu dan protogini, dimana bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga ini, seperti pada rafflesia, berfungsi untuk menarik kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Setelah masa mekarnya (sekitar 7 hari) lewat, bunga bangkai akan layu. Dan akan kembali melewati siklusnya, kembali ke fase vegetatif, dimana akan tumbuh pohon baru di atas umbi bekas bunga bangkai Proses pertumbuhan dari biji sampai menjadi bunga memakan waktu tiga tahun. Apabila selama masa mekar bungai bangkai terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Biji-biji ini bisa ditanam menjadi pohon pada fase vegetatif. Biji-biji inilah yang sekarang dibudidayakan. 

Habitat bunga bangkai 
Jenis ini hanya endemik tumbuh di kawasan hutan di Sumatera tersebar terutama di daerah Bengkulu dan Lampung. Bunga bangkai umumnya merupakan tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis mulai dari kawasan Afrika barat hingga ke Kepulauan Pasifik, termasuk di Indonesia. Bunga Titan Arum dapat ditemukan pada habitat hutan tropis di Sumatera, khususnya pada ketinggian diantara 120 sampai 365 meter diatas permukaan laut. 

Status dan Ancaman 
Tanaman ini masuk dalam kategori rentan punah dalam daftar merah IUCN karena populasi bunga bangkai liar sudah semakin berkurang karena habitat alaminya banyak mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman. Penyebab lainnya adalah masyarakat yang merasa terancam dengan bau busuk bunga ini, lalu memotong bunga dan daunnya. 

Bunga Raflesia 

Klasifikasi Rafflesia 
Kerajaan: Plantae 
Divisi: Magnoliophyta 
Kelas: Magnoliopsida 
Ordo: Malpighiales 
Famili: Rafflesiaceae 
Genus: Rafflesia 

Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997), semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun ataupun akar yang sesungguhnya.

Rafflesia merupakan endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satu-satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Rafflesia yang banyak dikenal masyarakat adalah jenis rafflesia arnoldii. Jenis ini hanya tumbuh di hutan sumatera bagian selatan, terutama Bengkulu.

Ciri rafflesia 
secara awam adalah bentuknya yang melebar (bukan tinggi) dan berwarna merah. Ketika mekar, bunga ini bisa mencapai diameter sekitar 1 meter dan tinggi 50 cm. Bunga rafflesia tidak memiliki akar, tangkai, maupun daun. Bunganya memiliki 5 mahkota. Di dasar bunga yang berbentuk gentong terdapat benang sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat presentase pembuahan yang dibantu oleh serangga lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan. Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan layu dan mati. 

Sampai saat ini Rafflesia tidak pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya dan apabila akar atau pohon inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh karena itu Raflesia membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup.

Sedikit informasi, selama 200-an tahun tumbuh-tumbuhan dari genus Rafflesiaceae sulit diklasifikasikan karena karakteristik tubuh yang tidak umum. Berdasarkan penelitian DNA oleh para ahli botani di Universitas Harvard baru-baru ini, rafflesia dimasukkan ke dalam family Euphorbiaceae, satu keluarga dengan pohon karet dan singkong. Tapi hal ini masih belum terpublikasi dengan baik. 

Beberapa jenis Rafflesia (di Indonesia); Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R.patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumatra bagian timur). 

Perbedaan Rafflesia dan Bunga Bangkai 

  • Rafflesia arnoldii dan Bunga Bangkai (Amorphpophallus titanium) merupakan dua jenis tanaman yang berbeda. Walaupun sama-sama berbau busuk, bunga bangkai berbeda dengan bunga Raflesia, baik dari klasifikasi biologis, warna, cara hidup, dan siklus hidupnya. Meski oleh masyarakat terkadang kedua jenis tanaman ini dianggap sama bahkan saling tertukar. Bunga rafflesia saat mekar melebar, rafflesia tidak dapat tumbuh di daerah lain rafflesia parasit pada tumbuhan rambat. 
  • Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) Secara fisik bunga bangkai memiliki daun dan batang yang tumbuh menjulang tinggi sedangkan bunga Rafflesia hidup sebagai parasit pada inang tertentu tanpa batang dan daun dan bunganya merebah di tanah. 
  • Secara taksonomi, bunga bangkai dan Rafflesia merupakan spesies yang berbeda mulai di tingkat kelas. Bunga bangkai (Amorphpophallus sp.) merupakan anggota kelas Liliopsida, sedangkan bunga rafflesia (Rafflesia sp.) merupakan anggota kelas Magnoliopsida. 
  • Bunga Bangkai (Amorphpophallus titanium) tumbuhnya menjulang tinggi ke atas bukan melebar. Warnanya krem pada bagian luar dan pada bagian yang menjulang, sedangkan mahkotanya berwarna merah keunguan. Jika diperhatikan, sekilas bentuknya seperti bunga terompet saat mekar.Tingginya mencapai sekitar 4 meter dengan diameter sekitar 1,5 meter dan tumbuh di atas umbi sendiri. 
  • Rafflesia Arnoldi (Puspa Langka) Masa mekarnya sekitar 7 hari, setelah itu bunga ini akan layu dan berkembang lagi dengan sendirinya. Rafflesia merupakan parasit pada tumbuhan rambat atau menumpang pada tumbuhan inang. Tidak memiliki daun, tangkai dan akar. Bunga ini memiliki 5 mahkota bunga.Rafflesia arnoldii tumbuh di hutan sumatera bagian selatan, terutama Bengkulu. Masa pertumbuhannya mencapai 9 bulan, sedangkan masa mekarnya hanya 5-7 hari, kemudian akan layu dan mati.
Sumber : facebook sopian rafflesia 
Indonesiaindonesia(dot ) com/f/58950-perbedaan-raflesia-arnoldi-bunga-bangkai/
thumbnail
Judul: Bunga Bangkai / Amorphpophallus Ternyata Bisa Jadi Tanaman Pot
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Botani, Foto :

1 komentar:

  1. What is the difference between the carcass and the rafflesia flower? There are many people who still think that other names corpse flower is the rafflesia flower.
    togel online

    ReplyDelete

Silahkan Tinggalkan Komentar atau Pertanyaan Anda : JANGAN komentar yang tidak berhubungan dengan materi dan JANGAN tinggalkan link web karena dianggap spam. Blog ini dofollow sehingga anda akan mendapatkan Backlink gratis.

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz